Minggu, Agustus 28, 2016

Cerita Sunat Abang Miguel

Sejak naik TK B, Abang untuk pertama kalinya minta disunat. Saya belum terlalu menanggapinya karena saya kira ia belum paham betul arti kata sunat. Saya pun menjelaskan proses sunat, tanpa nada menakut-nakuti, dan Abang konsisten tetap ingin disunat. Saat itu saya masih berpikir, jangan-jangan Abang mengira proses sunat itu seperti potong rambut biasa yang tidak terasa sakit.

Namun ternyata keinginan Abang untuk disunat tidak pernah surut. Akhirnya saya dan suami memutuskan untuk melakukan proses sunat setelah Abang lulus TK. Alasannya agar pas liburan sekolah, punya waktu pemulihan yang cukup panjang, dan saya juga tenang tidak perlu mengantar-jemput Abang berkegiatan seperti pada hari sekolah.


Saat memasuki libur panjang setelah kelulusan TK, kami menunda waktu sunat ini karena bertepatan dengan bulan puasa. Kami memutuskan untuk melakukan sunat pada Miguel pada hari keempat Lebaran. Keesokan harinya Daddyluv sudah harus kembali masuk kerja, sementara saya dan Miguel akan tinggal di Bandung sampai libur sekolah usai.


Sebagai persiapannya, kami pun mulai mencari-cari dan bertanya-tanya pada teman-teman yang sudah menyunatkan anaknya. Ada dua tempat yang menjadi pilihan, yang pertama adalah Klinik dr. Seno dan yang kedua adalah Pusat Khitan Sumbawa. Kedua tempat itulah yang paling banyak direkomendasikan oleh teman dan kerabat kami. Akhirnya kami memilih untuk menyunatkan Miguel di Pusat Khitan Sumbawa karena jaraknya lebih dekat dari rumah kami di Bandung. Ada tiga metode sunat yang bisa dipilih: 


  1. Metode Cauter (Laser)

  2. Metode Konvensional

  3. Metode Alisklamp

Kami memilihkan Miguel metode Cauter karena pendarahannya lebih sedikit dan lukanya lebih cepat kering.

Di temani Daddyluv, Opa dan Datuk.
Hari yang dinantikan pun tiba. Abang masih tetap teguh dengan keputusannya untuk disunat dan sama sekali tidak kelihatan takut. Karena saat itu masih suasana lebaran dan para sepupu yang berkumpul di rumah orangtua kami memutuskan untuk ikut mengantar. Ramai sekali, Abang sunat diantar oleh Daddyluv, Opa, Datuk, dan para sepupu laki-laki yang sudah SD dan SMP. Seru sekali!


Prosesnya sangat cepat sekitar 12-15 menit, menurut cerita suami dan ayah saya. Abang berteriak dua kali saat proses bius dan setelah itu ia santai saja. Tindakan ini di kerjakan oleh dr. Okky salah satu dokter yang bertugas di sana.Biayanya Rp650.000,- + salep dan obat-obatan sehingga totalnya hampir Rp800.000,-. Sebenarnya biaya ini tergantung usia dan akan lebih besar biayanya jika anak yang disunat adalah bayi atau remaja/dewasa.
Selesai sunat Abang langsung memilih-milih mainan yang memang dijual di klinik.



Sesampainya di rumah Abangpun sempat menagih reward mainan yang kami janjikan. Lucunya Abang hampir menangis saat saya bilang belinya besok saja ya, kasihan penisnya masih luka. Akhirnya pada siang hari yang sama kami ke mal untuk membebaskan Abang memilih satu mainan yang dia inginkan. Abang pun memilih salah satu mainan transformer dan mendapatkan hadiah spesial juga dari kami.
Seminggu kemudian kami cek kembali ke dokter. Alhamdulillah hasilnya bagus dan tidak perlu ada pengulangan salep ataupun antibiotik. Oh ya, engga ada biaya tambahan saat cek ke dokter lagi karena semua biaya sudah dibayarkan di muka.

Alhamdulillah semua berjalan lancar, Abang makin semangat saat saya bilang, ia bisa menjadi imam sholat karena sudah sunat.

Sebulan kemudian, barulah kami mengadakan syukuran untuk Abang dan Vino (iya, Vino sudah disunat sejak bayi).

Syukuran khitan Abang Migu dan Mas Vino - Agustus 2016
Add caption


Selamat menempuh "bentuk" baru anak-anakku sayang, semoga sehat selalu dan jadi generasi Qurrata A'yun yang cerdas, sholeh dan bahagia. Amin YRA.


Alamat:
Pusat Khitan Sumbawa
Jl. Sumbawa no.9,
Merdeka, Sumur Bandung,
Kota Bandung, Jawa Barat, Indonesia
Waktu buka: 08:00 – 20.00
Phone+62 22 4224743

Similar Posts

0 komentar

Subscribe